REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pemerintah melalui Kementerian Keuangan menempatkan dana Rp200 triliun di Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) untuk memperkuat likuiditas perbankan. Dari jumlah itu, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI memperoleh alokasi Rp55 triliun.
Bloomberg Intelligence mencatat BRI akan menjadi bank yang paling diuntungkan dibandingkan Himbara lainnya. Hal ini ditopang oleh fundamental likuiditas industri perbankan yang dinilai memadai.
Konsensus Bloomberg juga memperlihatkan kepercayaan investor terhadap saham BBRI. Dari 39 analis yang memantau, sebanyak 31 merekomendasikan beli, tujuh menyarankan tahan, dengan target harga Rp4.602 per saham dalam 12 bulan ke depan.
Hingga akhir Kuartal II 2025, total kredit yang disalurkan BRI mencapai Rp1.363,3 triliun. Dari jumlah itu, 84,4 persen atau sekitar Rp1.150 triliun tersalurkan ke segmen UMKM.
Angka tersebut menegaskan posisi BRI sebagai market leaderpembiayaan UMKM di Indonesia. Direktur Utama BRI Hery Gunardi menegaskan penempatan dana pemerintah Rp55 triliun yang diterima BRI adalah wujud kepercayaan negara.
“Dana ini tidak hanya memperkuat likuiditas kami, tetapi juga memperbesar ruang bagi BRI untuk mempercepat ekspansi kredit, khususnya ke segmen UMKM dan program program prioritas pemerintah,” jelas Hery dalam keterangan, Kamis (18/9/2025).
“Kami optimistis penempatan ini akan menciptakan multiplier effect yang luas, mulai dari penciptaan lapangan kerja, penguatan daya beli masyarakat, hingga mendukung pertumbuhan ekonomi nasional yang inklusif dan berkelanjutan,” tambahnya.
Hery menegaskan BRI tetap menjalankan prinsip kehati-hatian dan tata kelola yang baik. “Kami berkomitmen memastikan setiap rupiah dari dana ini disalurkan secara tepat sasaran dan memberikan nilai tambah nyata, baik bagi nasabah, pelaku UMKM, maupun perekonomian Indonesia secara keseluruhan,” ujarnya.
Sebelumnya, Menteri Keuangan RI Purbaya Yudhi Sadewa menjelaskan penempatan dana Rp200 triliun di bank-bank Himbara diharapkan mampu mendorong pertumbuhan kredit dan ekonomi. “Jadi, saya taruh bibit uang di bank dengan harapan ekonomi jalan, supaya pada akhirnya pendapatan pajak naik. Bukan dengan intensifikasi, tetapi ekstensifikasi, karena ekonomi yang tumbuh lebih cepat,” tegasnya.
Dengan dukungan kebijakan pemerintah, kepercayaan investor global, dan kinerja yang solid, BRI optimistis terus mempertegas posisinya sebagai bank dengan fokus terbesar pada pemberdayaan UMKM di Indonesia.