Seorang petugas pemadam kebakaran mengarahkan air ke api rumput yang membakar di areal belakang properti perumahan di Kamloops, British Columbia, Kanada, pada Senin, 5 Juni 2023.
REPUBLIKA.CO.ID, ONTARIO – Kebakaran hutan dan lahan di Kanada telah melalap 7,8 juta hektare wilayah dan diperkirakan masih berlangsung dalam beberapa pekan ke depan. Pemerintah setempat memperingatkan musim karhutla ini menjadi salah satu yang terparah dalam sejarah.
Cuaca lebih hangat dari biasanya di British Columbia, Alberta, dan Saskatchewan diprediksi bertahan hingga akhir September. Kondisi tersebut memperbesar risiko munculnya titik api baru di wilayah barat Kanada.
Pada Senin (18/8/2025), pejabat Badan Sumber Daya Alam Kanada Julienne Morissette mengatakan karhutla kali ini kemungkinan besar masih akan terjadi hingga musim gugur karena meningkatnya suhu udara. Kekeringan tak biasa juga memicu titik api di Newfoundland dan Nova Scotia.
Lebih dari 60 persen kawasan yang terbakar berada di Saskatchewan dan Manitoba. Sejak 2023, total lebih dari 25 juta hektare lahan di Kanada hangus akibat karhutla.
Asap pekat turut menyebar hingga ke Amerika Serikat dan mengganggu aktivitas warga termasuk selama musim liburan. Sejumlah politisi AS menyampaikan keluhan terhadap dampak asap dari Kanada.
Bencana ini juga mendorong evakuasi massal di wilayah utara yang dihuni masyarakat adat First Nations. Sekitar 13 ribu orang dievakuasi, sebagian diterbangkan dengan pesawat militer ke tempat pengungsian jauh dari kampung halaman.
Pemerintah mengatakan infrastruktur pemukiman masyarakat adat perlu diperbaiki setelah kebakaran, menyulitkan mereka meski api mulai mereda. Situasi ini memperlihatkan ketimpangan layanan di wilayah terpencil.
Pemerintah Kanada menegaskan perubahan iklim memperburuk risiko kebakaran di seluruh negeri. Suhu rata-rata yang lebih hangat dan musim bebas salju yang lebih panjang membuat kebakaran tak lagi bersifat musiman.
“Kebakaran semakin menjadi kejadian sepanjang tahun, dan sebagai warga Kanada, kami perlu bersikap cerdas dalam menghadapi kebakaran sepanjang tahun,” kata sekretaris parlemen menteri energi dan sumber daya alam Corey Hogan.
sumber : Reuters