Mengurai Benang Kusut Jaringan Fiber Optik

4 days ago 3

Image Hanalde Andre

Teknologi | 2025-09-08 15:27:38

tiang fiber optik

Akses internet sudah menjadi kebutuhan primer saat ini, itu setara dengan kebutuhan pokok seperti air dan listrik. Pasar yang besar ini mengahsilkan tumbuhnya penyedia jasa layanan internet atau internet service provider (ISP) di indonesia.

Pasar besar yang diperebutkan adalah fiber to the home (FTTH). Teknologi ini menggunakan kabel fiber optik dalam jaringannya. Akses internet tersebut menawarkan kecepatan internet tinggi dengan biaya yang murah.

Bisnis layanan internet memang sangat menggiurkan, tidak seperti listrik yang membutuhkan biaya untuk setiap energi yang dihasilkan. Penyedia layanan hanya perlu berinvestasi di awal untuk jaringan hingga sampai ke konsumen.

Jika dulu kita melihat hanya tiang jaringan listrik di jalanan, sekarang sudah ditemani 4-6 tiang penyangga fiber optik. Kondisi ini membuat kota terlihat tidak nyaman dan terlihat tidak rapi.

Dari sisi bisnis, praktik ini sangat tidak efisien. Setiap ISP harus mengeluarkan investasi yang tidak sedikit untuk mendirikan tiang dan memasang kabel di sepanjang jaringannya. Seharusnya, biaya tersebut bisa dialihkan untuk meningkatkan kualitas layanan atau memperluas cakupan internet ke area lain yang belum terjangkau.

Sementara itu, dampak visualnya sangat nyata. Kabel-kabel yang menjuntai dan tiang-tiang yang berjejer rapat di pinggir jalanan membuat kota terlihat kumuh. Ini adalah masalah mendesak yang membutuhkan solusi cepat dan terstruktur, bukan hanya "bersih-bersih" sporadis.

Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah dan ISP harus duduk bersama. Solusi yang paling rasional adalah mengadopsi konsep infrastruktur pasif bersama. Pemerintah kota, atau entitas yang ditunjuk, dapat membangun fasilitas seperti saluran bawah tanah (ducting) atau tiang bersama yang bisa digunakan oleh seluruh ISP.

Regulasi yang tegas juga mutlak diperlukan. Pemerintah harus membuat aturan yang mewajibkan seluruh ISP untuk menggunakan infrastruktur bersama. Sanksi harus diberikan kepada pihak yang masih nekat memasang tiang ilegal atau menambah keruwetan kabel.

Masa depan kota kita bergantung pada bagaimana kita mengelola infrastruktur digital. Merapikan kabel bukan hanya tentang estetika, tetapi juga tentang efisiensi, keamanan, dan pembangunan kota yang lebih baik. Sudah saatnya kita bergerak dari kompetisi individual yang merusak, menuju kolaborasi yang membangun kota pintar dan teratur.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Read Entire Article
International | Nasional | Metropolitan | Kota | Sports | Lifestyle |