TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perdagangan Budi Santoso mengungkapkan setidaknya ada tiga pemicu tumbangnya retail modern di Indonesia. “Kalau retail modern itu hanya jualan, ya tidak ada experience di situ, tidak ada journey di situ, dia pasti akan kalah dengan online,” kata Budi di kantor Kementerian Perdagangan, Rabu, 4 Juni 2025.
Selain itu, Budi juga menyoroti perubahan pola belanja masyarakat. Menurut dia, frekuensi belanja masyarakat saat ini berkurang, dari yang mulanya belanja untuk kebutuhan mingguan atau bulanan bergeser menjadi belanja untuk pemenuhan sehari atau dua hari saja. “Akhirnya belanja yang terdekat saja, retail-retail yang terdekat saja.”
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Budi menilai sebuah retail berupa mal ataupun department store juga tidak bisa hanya mengandalkan tempat belanja, tetapi juga menyediakan kawasan untuk makan, bersantai atau kumpul. Kalau tidak, retail itu akan mengalami sepi pengunjung.
Selain perubahan pola belanja dan fasilitas, Budi menambahkan tantangan retail akibat digitalisasi. Ia mengatakan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) sebanyak 33,3 persen atau sekitar 65 juta penduduk produktif Indonesia memilih berbelanja melalui e-commerce atau secara daring. “Kita juga harus bisa mengikuti tren yang ada ini, termasuk bagaimana itu strategi kita, bagaimana kita bisa nantinya berjualan,” ujar Budi.
Seperti diketahui, GS Supermarket menjadi salah satu retail asing yang menutup jaringannya di Indonesia. Dalam unggahan di akun Instagram GS Supermarket @gssupermarketid, mereka mengumumkan agar para pelanggan untuk segera menukarkan poin belanjanya karena akan hangus pada 31 Mei 2025. “Panggilan khusus untuk para member nih, jangan lupa gunakan poin membership kamu saat belanja di GS The Fresh ya! karena masa berlaku poin sebentar lagi akan hangus pada 31 Mei 2025,” tulisnya.
Dinukil dari laman resminya, LG Supermarket, yang awalnya didirikan pada tahun 1974 dengan nama Lucky Superchain Co., Ltd., kemudian berganti nama menjadi GS Supermarket seiring peluncuran GS Group, dan pada tahun 2019 berevolusi menjadi “GS THE FRESH” untuk menjadi sebuah “pasar gaya hidup yang menghadirkan nilai kehidupan.”
GS THE FRESH hadir sebagai toko yang selalu dekat dengan keseharian pelanggan, mengusung nilai-nilai Friendly, Fresh, dan Fun. Toko ini menawarkan berbagai produk segar dengan tetap mengutamakan pengalaman berbelanja yang ramah, cepat, nyaman, dan menyenangkan, serta berfokus pada pelayanan yang lebih bersahabat.
Dengan menyapa pelanggan melalui identitas barunya, GS THE FRESH siap membuka lembaran baru dalam pengalaman berbelanja, membawa kebahagiaan baru, dan menjanjikan tingkat kepuasan yang lebih tinggi bagi para konsumennya.
GS THE FRESH menegaskan posisinya sebagai pemimpin pasar ritel Korea dengan komitmen terhadap kualitas produk segar, cita rasa, dan layanan pelanggan. Perusahaan hanya menghadirkan produk pilihan terbaik dari berbagai daerah unggulan di Korea Selatan, serta menjamin keamanan produk melalui pengelolaan pusat pemeriksaan internal.
Dalam upayanya memberikan pengalaman belanja terbaik, GS THE FRESH telah meraih peringkat pertama dalam Indeks Kualitas Layanan Korea (KS-SQI) selama tujuh tahun berturut-turut, berkat pendekatan layanan yang berfokus pada pelanggan dan inovatif.
Sebagai pembeda dari pesaingnya, GS THE FRESH menawarkan berbagai konten dan produk eksklusif. Salah satunya adalah program Real Price, yang menghadirkan produk UKM berkualitas dengan harga lebih terjangkau. Ada pula lini produk segar unggulan bernama Fresh Special City, yang menyajikan hasil panen terbaik dengan kualitas rasa yang telah dikurasi.
GS THE FRESH juga memperluas layanan melalui platform daring dengan sistem pre-order untuk produk premium yang sulit ditemukan di toko fisik. Pelanggan juga dapat menikmati berbagai penawaran menarik seperti diskon khusus dan poin tambahan melalui sistem pembayaran digital GS Pay.