Survey : Jaminan Garansi Baterai Pengaruhi Keputusan Membeli Mobil Listrik

1 month ago 13

Home > Mobil Friday, 15 Aug 2025, 09:01 WIB

Media sosial (51 persen) terbukti menjadi sumber informasi paling efektif dibandingkan pameran otomotif (22 persen).

Konsumen mengharapkan pengisian daya listrik 1 hingga 2 jam atau kurang. dok Motoresto.idKonsumen mengharapkan pengisian daya listrik 1 hingga 2 jam atau kurang. dok Motoresto.id

MOTORESTO.ID,JAKARTA-- Ajang pameran otomotif Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025 telah berakhir. Jumlah pengunjung tahun ini mengalami peningkatan menjadi 485.569 orang dari 475.084 di tahun sebelumnya ditengah kondisi perekonomian yang kurang menggembirakan.

Peningkatan itu tidak terlepas dari makin banyaknya model, merek dan jenis kendaraan penumpang yang dipasarkan di Tanah Air, khususnya model hybrid atau listrik. Para konsumen kini sudah berevolusi dari sebelumnya mengenal kendaraan listrik, kini sudah mempertimbangkan kendaraan listrik sebagai kebutuhan. Tentunya dengan pertimbangan yang lebih berorientasi pada fungsi dan nilai jangka panjang atau investasi.

Menurut riset Praxis sebagai agensi public relations (PR) dan public affairs (PA), menunjukkan pengguna mobil listrik di Indonesia telah bergerak melampaui ‘demam harga murah’. Namun juga memprioritaskan faktor penggunaan hingga kebijakan untuk jangka panjang. "Ini menjadi tanda pasar yang semakin dewasa," kata Head of Research Praxis, Garda Maharsi.

Survei ini menghasilkan beberapa temuan. Seperti daya tahan baterai (35,17 persen) menjadi faktor lebih penting bagi pengguna mobil listrik, mengungguli harga beli (21,33 persen) dan reputasi merek (18,5 persen). Saat dihadapkan pada pilihan promosi, mayoritas responden (52 persen) menyatakan garansi baterai sebagai penawaran yang paling memengaruhi keputusan pembelian mereka, diikuti dengan diskon harga beli (30 persen) dan bundling wall charger (10 persen).

Hampir separuh responden (46 persen) menempatkan ketersediaan infrastruktur sebagai prioritas kebijakan utama, yang mencakup perluasan akses Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) dan jaminan ketersediaan bengkel resmi yang mumpuni.

Meski 79 persen pengguna menilai pengalaman berkendara mobil listrik lebih baik dibandingkan mobil konvensional, 78 persen pengguna juga merasa rata-rata durasi pengisian daya selama 6 jam terlalu lama. Angka ini sangat jauh dari durasi ideal yang mereka harapkan, yaitu 1 hingga 2 jam atau kurang. Selain itu, media sosial (51 persen) terbukti menjadi platform paling efektif sebagai sumber informasi bagi pengguna mobil listrik dibandingkan pameran otomotif (22 persen).

"Survei ini secara komprehensif memotret perilaku, preferensi, dan aspirasi dari 1.200 pengguna mobil listrik di 12 kota besar di Indonesia, memberikan peta jalan yang jelas bagi para pemangku kepentingan industri,” jelas President Director Praxis, Adwi Yudiansyah.

Pihaknya berharap data ini dapat menjadi jembatan yang menghubungkan ekspektasi pengguna dengan strategi yang akan diterapkan produsen. Secara keseluruhan, hasil riset Praxis menegaskan Indonesia berada di titik krusial transisi menuju mobilitas listrik. Antusiasme dan kepuasan pengguna yang tinggi menjadi fondasi yang kokoh. Kini, tugas bersama bagi seluruh pemangku kepentingan adalah menjawab aspirasi pengguna dengan aksi nyata, membangun ekosistem yang andal, terjangkau, dan mudah diakses.

Image

Read Entire Article
International | Nasional | Metropolitan | Kota | Sports | Lifestyle |