Bahlil Proyeksikan Peluang Investasi Energi Terbarukan Capai Rp2.967 Triliun

3 months ago 25

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan implementasi Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034 berpotensi membuka ruang investasi besar, terutama di sektor energi terbarukan. Ia memperkirakan total peluang investasi yang bisa digarap selama periode tersebut mencapai Rp 2.967,4 triliun.

Bahlil mengatakan investasi tersebut terbagi ke dalam tiga kelompok utama. Sektor pembangkitan menyumbang porsi terbesar dengan nilai Rp 2.133,7 triliun, disusul pembangunan jaringan transmisi sebesar Rp 565,3 triliun, dan sisanya Rp 268,4 triliun untuk investasi di sektor pendukung lainnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bahlil menargetkan sebagian besar atau sekitar 73 persen dari investasi pembangkit akan melibatkan swasta melalui skema Independent Power Producer (IPP), sedangkan sisanya akan digarap langsung PLN. “Di sektor pembangkitan saja, dari sekitar 836 ribu tenaga kerja yang dibutuhkan, lebih dari 790 ribu di antaranya atau 91 persen adalah green jobs. Ini menjadi peluang besar bagi anak muda yang ingin terlibat dalam transisi energi,” kata Bahlil dalam konferensi pers peluncuran RUPTL 2025-2034 di Kantor Kementerian ESDM, Senin, 26 Mei 2025.

Bahlil melanjutkan, potensi investasi besar ini selaras dengan komitmen pemerintah mendorong transisi energi melalui penguatan bauran EBT dalam sistem kelistrikan nasional. Dalam RUPTL 2025–2034, pemerintah menetapkan target penambahan kapasitas pembangkit sebesar 69,5 gigawatt (GW). 

Dari jumlah tersebut, porsi EBT mendominasi sebesar 42,6 GW atau 61 persen. Sementara itu, kapasitas dari sistem penyimpanan energi (energy storage) ditargetkan sebesar 10,3 GW (15 persen), dan energi fosil 16,6 GW (24 persen).

Lebih lanjut, Bahlil mengatakan pembangunan pembangkit dirancang dalam dua tahap. Pada lima tahun pertama, komposisi pembangkit masih cukup berimbang, dengan 44 persen berasal dari EBT, 45 persen dari fosil, dan 11 persen dari storage. Namun, pada fase kedua, fokus akan semakin mengarah ke EBT dengan proporsi mencapai 73 persen, sementara penggunaan fosil ditekan hingga 10 persen.

Selain menciptakan peluang ekonomi, proyek-proyek dalam RUPTL ini juga diharapkan menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar. Pemerintah menargetkan terbukanya 1,7 juta lapangan kerja baru, terutama di sektor pembangkitan dan jaringan listrik. Bahlil menekankan bahwa mayoritas pekerjaan ini merupakan green jobs atau pekerjaan yang mendukung pengembangan energi bersih dan berkelanjutan.

Read Entire Article
International | Nasional | Metropolitan | Kota | Sports | Lifestyle |