TEMPO.CO, Bengkulu - Presiden Prabowo Subianto menginstruksikan penanganan korban dan dampak gempa dilakukan secara maksimal dan terukur. Hal tersebut disampaikan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto saat meninjau lokasi terdampak gempa bumi di Kelurahan Betungan, Kota Bengkulu, pada Senin, 26 Mei 2025.
"Presiden ingin penanganan bencana gempa ini dilakukan secara tepat, sehingga permasalahan di masyarakat bisa dipetakan secara cepat oleh pemerintah," ungkap Suharyanto.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Suharyanto juga menyampaikan apresiasi atas kesigapan pemerintah daerah dan seluruh elemen yang terlibat dalam penanganan bencana. "Saya sebagai Kepala BNPB mengapresiasi penanganan cepat dari pemerintah provinsi, Kota Bengkulu, serta dukungan dari TNI, Polri, dan pihak lainnya yang bahu-membahu meringankan beban masyarakat pascabencana," tuturnya.
Dalam tahap rehabilitasi dan rekonstruksi, pemerintah pusat melalui BNPB telah menetapkan besaran bantuan Rp 60 juta untuk rumah rusak berat, Rp 30 juta untuk rusak sedang, dan Rp 15 juta untuk rusak ringan. Selain itu, bantuan dari pemerintah provinsi dan kota juga akan dihimpun agar proses pembangunan rumah dapat berjalan lebih cepat dan maksimal.
Berdasarkan data terkini, terdapat 155 bangunan yang mengalami kerusakan, dengan rincian kerusakan berat, sedang, hingga ringan. Dari jumlah tersebut, 42 rumah mengalami rusak berat dan harus dirobohkan. Meski tidak ada korban jiwa akibat gempa, satu orang dilaporkan meninggal karena serangan jantung yang tidak berkaitan langsung dengan bencana.
Wakil Presiden Republik Indonesia Gibran Rakabuming Raka direncanakan mengunjungi Bengkulu pada Selasa, 27 Mei 2025. Dalam kunjungannya, Wapres dijadwalkan meninjau langsung lokasi terdampak bencana gempa bumi serta berdialog dengan warga.
Gempa bumi berkekuatan 6,3 Skala Richter mengguncang Bengkulu pada Jumat dini hari, 23 Mei 2025, pukul 02.53 WIB. Guncangan tersebut merusak ratusan rumah warga yang ada di Kota Bengkulu.
PHESI ESTER JULIKAWATI