RSI Sultan Agung Jelaskan Kronologi Dugaan Kekerasan pada Dokter

1 hour ago 3

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG - Rumah Sakit Islam (RSI) Sultan Agung Semarang, Jawa Tengah, menjelaskan kronologi kasus dugaan kekerasan terhadap salah satu dokternya untuk meluruskan kabar yang beredar luas di media sosial. Direktur Utama RSI Sultan Agung Semarang, Agus Ujianto, merasa perlu memberikan penjelasan resmi agar tidak terjadi kesalahpahaman yang lebih luas.

"Perlu digarisbawahi bahwa permasalahan ini berfokus pada masalah antara pasien dan dokter dalam proses pelayanan di rumah sakit," kata Agus di Semarang, Senin (15/9/2025).

Diakuinya, banyak sekali berita media sosial yang beredar, bahkan mengaitkan kejadian di RS dengan pihak lain yang tidak ada kaitannya dengan kejadian di RS tersebut. "Guna memperjelas permasalahan ini, dapat saya sampaikan kronologi singkat sebagai berikut," katanya.

Pada Kamis (4/9/2025), lanjut dia, ada pasien umum perempuan berinisial T, istri dari D masuk ke rawat inap RS dengan jadwal persalinan pada hari Jumat (5/9/2025) yang didasarkan pada hasil konsultasi dokter S dan dokter A. Pada Jumat (5/9/2025) telah disepakati antara pasien dengan dokter A dan diketahui oleh Dokter S bahwa persalinan dengan menggunakan metode atau tindakan ILA (Intrathecal Labor Analgesia).

Kemudian pada hari yang sama siang hari, pasien tersebut telah melahirkan dibantu oleh Dokter S dan tenaga kesehatan dari RS. "Karena Dokter A datang terlambat dan tidak jadi menggunakan metode ILA, D marah-marah kepada dokter A," katanya.

Meski tidak mengalami kekerasan fisik, kata dia, Dokter A mendapatkan kekerasan secara verbal sebagaimana bisa diketahui dari video yang beredar. "Manajemen RS telah memfasilitasi dialog antara pasien, tenaga medis, IDI Jawa Tengah, IDI Kota Semarang, Komite Medik, Dekan FH, dan Dekan FK, guna mewujudkan penyelesaian permasalahan secara internal," katanya.

Ia mengatakan, saat itu D mengucapkan terima kasih kepada Dokter S dan Dokter A serta menyampaikan permohonan maaf. "Terhadap permasalahan ini, Dokter A telah menempuh jalur hukum, sehingga RS mengikuti proses hukum selanjutnya," katanya seraya menyebutkan RS juga telah menyiapkan tim advokasi.

Karena itu Agus meminta kepada seluruh dokter, tenaga kesehatan, dan pegawai RSI Sultan Agung Semarang, untuk tetap tenang, fokus, dan tetap melakukan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan profesional.

Kabar dugaan penganiayaan dokter tersebut sebelumnya ramai diperbincangkan di media sosial yang menarasikan bahwa seorang dokter anestesi dipukul hingga membuat bidan ketakutan saat bertugas.

Bersamaan dengan itu disertakan pula video berisi rekaman suara seorang pria tengah memaki seorang tenaga kesehatan dengan melontarkan kata-kata kasar, bahkan mengancam akan membakar RS.

sumber : Antara

Read Entire Article
International | Nasional | Metropolitan | Kota | Sports | Lifestyle |