TEMPO.CO, Jakarta - Isak tangis ratusan mahasiswa menular di depan patung Dewi Keadilan di halaman Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta pada Senin malam, 26 Mei 2025. Sebagian mahasiswa saling berangkulan. Mengenakan pakaian serba hitam, mereka mendaraskan doa untuk Argo Ericko Achfandi, mahasiswa Fakultas Hukum yang tewas tertabrak mobil Bayerische Motoren Werke atau BMW di Sleman, Yogyakarta pada Sabtu dini hari, 24 Mei 2025.
Pilihan Editor: Bagaimana Orang-orang Haji Isam Menjadi Menteri Prabowo
Mobil itu dikendarai Christiano Pengarapenta Pengidahen, mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis atau FEB UGM. Christiano merupakan fungsionaris Himpunan Pengusaha Muda Indonesia Perguruan Tinggi UGM periode 2024-2025. Anggota HIPMI PT UGM dipersiapkan untuk kaderisasi calon anggota HIPMI yang berasal dari mahasiswa.
HIPMI PT UGM melalui akun Instagram bernama hipmiptugm menyatakan menonaktifkan keanggotaan Christiano dari HIPMI PT UGM. Akun tersebut juga menyebutkan HIPMI mendukung proses hukum dan pengusutan tuntas kecelakaan. HIPMI diketuai Muhammad Fadli La Hadalia, anak Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral atau ESDM Bahlil Lahadalia.
Sehari setelah kecelakaan, media sosial X ramai dengan tagar Justice for Argo. Pengguna X mendesak polisi transparan menangani kasus tersebut. Sebagian besar menyerukan keadilan terhadap korban dan menduga penabrak menyetir dalam pengaruh alkohol. Tapi, Polres Sleman membantah tuduhan itu berdasarkan hasil pengecekan urin pelaku. Polres belum menahan pelaku dengan alasan dalam proses penyelidikan.
Malam itu, satu per satu mahasiswa UGM menyalakan lilin dan menaburkan bunga di kaki patung Dewi Keadilan. Foto Argo terpajang di kaki patung. Doa bersama dan tabur bunga itu merupakan bentuk dukungan dan solidaritas terhadap Argo. “Kami bersama ibunda korban menuntut keadilan untuk Argo,” kata Ketua Dewan Mahasiswa atau Dema Justicia Fakultas Hukum UGM, Radea Basukarna Prawira Yudha saat doa bersama.
Berbicara tersedu-sedu, sejumlah teman dekat mendiang Argo memberikan testimoni dan penghormatan. Semuanya menyatakan Argo tipikal pendiam, berprestasi, dan aktif dalam berbagai organisasi kemahasiswaan. Sebelum meninggal, Argo terlibat dalam kepanitiaan acara pentas olahraga dan seni Fakultas Hukum. Selain aktif di Dema, Argo juga aktif di Badan Eksekutif Mahasiswa. Sebulan yang lalu, anak Meili Ana ini sempat naik Gunung Sumbing bersama kawan-kawannya. “Argo merayakan ulang tahun ke-19 dua hari sebelum meninggal,” kata Aji, teman Argo.
Peneliti Pusat Kajian Hukum dan Keadilan Sosial atau LSJ Fakultas Hukum Markus Togar Wijaya mengatakan Argo pernah terlibat dalam kepanitiaan diskusi publik memperingati 27 tahun reformasi yang digelar LSJ pada 20 Mei di Taman Keadilan Fakultas Hukum. Diskusi itu mendatangkan aktivis hak asasi manusia dan keluarga korban tragedi Semanggi 1, Maria Catarina Sumarsih. “Kami satu tim dan kerja bareng,” kata Markus.
Dari rumah duka di Kecamatan Cilodong, Kota Depok, Jawa Barat, ibunda Argo, Meili Ana bergabung melalui aplikasi Zoom dalam doa bersama. Meili Ana mengucapkan terima kasih atas dukungan yang terus mengalir dari mahasiswa, dekan, dan publik. Meili mengajak semuanya untuk memperjuangkan keadilan melalui proses hukum. “Saya ikhlas dan rida. Tapi, keadilan harus tetap diperjuangkan,” kata Meili.
Meili merupakan ibu tunggal yang menghidupi Argo dan adiknya. Suaminya meninggal saat Argo berumur tujuh tahun. Argo saat itu duduk di bangku kelas dua sekolah dasar. Sembari menahan isak tangis, Meili menyebut Argo sebagai anak yang santun, pendiam, irit bicara, cuek, pintar, dan bersemangat terlibat dalam berbagai organisasi kemahasiswaan.
Dekan Fakultas Hukum UGM Dahliana Hasan sebelumnya menyebutkan Argo merupakan mahasiswa semester dua yang masuk ke UGM melalui jalur prestasi, memperoleh beasiswa, dan aktif berorganisasi. Argo terlibat dalam Dema mengajar, yakni mengajar siswa sekolah dasar di desa. Program itu menjadi sarana mahasiswa Fakultas Hukum melakukan pengabdian kepada masyarakat secara sukarela. “Argo mahasiswa yang bagus dan tidak neko-neko. Kami kehilangan dan sedih” kata Dahliana.
Fakultas Hukum, kata dia, menyiapkan pendampingan hukum melalui Pusat Konsultasi dan Bantuan Hukum atau PKBH. Tim dari PKBH mendampingi keluarga korban sebelum pemeriksaan oleh polisi hingga ke pengadilan. Dahliana juga telah mengutus wakil dekan untuk mengawal kasus tersebut di Polres Sleman.
Dahliana juga telah berkomunikasi dengan Dekan FEB, Didi Achjari, yang menyatakan turut belasungkawa dan mendukung upaya penyelidikan yang adil sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku. Dahliana telah menghimpun informasi kronologi kejadian dari kepolisian. Argo, tewas di Simpang Tiga Jalan Palagan Tentara Pelajar, Dusun Sedan, Sariharjo, Ngaglik, Sleman pada pukul 01.00 WIB setelah ditabrak mobil BMW. Argo merupakan mahasiswa angkatan 2024 Fakultas Hukum UGM.
Menggunakan sepeda motor, Argo melaju dari arah selatan ke utara di Jalan Palagan. Saat BMW menabraknya, ia hendak berputar arah ke selatan. BMW itu dikendarai Christiano melaju dengan kecepatan tinggi dan menghantam motor. Argo terpental bersama sepeda motornya. Dia cedera berat di kepala dan tewas di lokasi kecelakaan.
BMW itu juga membentur mobil Honda CRV yang terparkir di tepi jalan. Jenazah Argo saat itu dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda DIY dan dikirim ke rumah duka keluarga korban di Kecamatan Cilodong, Kota Depok, Jawa Barat pada Sabtu siang.