TEMPO.CO, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 0,36 persen ke level 7.188,35 pada penutupan perdagangan hari ini, Senin, 26 Mei 2025. Sementara itu, rupiah di pasar spot melemah 31 poin jadi 16.249 per dolar Amerika Serikat.
Menyitir laman Bursa Efek Indonesia, hingga akhir sesi nilai transaksi IHSG hari ini mencapai Rp 13,97 triliun. Sedangkan frekuensi trading sebanyak 1,40 juta kali dan volume trading sebanyak 34,79 miliar saham.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Saham-saham dengan kenaikan tertinggi atau top gainer berdasarkan persentase kenaikan pada penutupan kali ini antara lain ZYRX naik 34,48 persen; INRU naik 24,37 persen; FPNI naik 14,28 persen; BAIK naik 12,04 persen; BAPI 11,11 persen; dan SULI 10,98 persen.
Sementara itu data Bloomberg memaparkan rupiah spot hari ini ditutup di level Rp 16.249 per dolar AS. Nilai rupiah tersebut turun 31 poin dibanding penutupan sebelumnya, yakni Rp 16.217 per dolar AS. Pengamat mata uang Ibrahim Assuaibi memprediksi rupiah besok bakal bergerak fluktiatif. “Untuk perdagangan besok, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp 16.240 - Rp 16.300 per dolar AS,” kata dia dalam analisis rutinnya, Senin, 26 Mei 2025.
Pelemahan rupiah terjadi seiring dengan penguatan indeks dolar. Menurut Ibrahim, ada beberapa sentimen yang mendorong pergerakan kurs hari ini. Pertama adalah penjualan obligasi pemerintah AS yang dilakukan terus-menerus, karena pasar tetap waspada terhadap kesehatan fiskal AS yang memburuk dan meningkatnya tingkat utang. Selain itu, pejabat bank sentral Amerika (The Fed) memperingatkan adanya risiko stagflasi imbas tarif impor AS.
Presiden Donald Trump juga terkesan tak konsisten dalam ancaman tarifnya. Hal ini, menurut Ibrahim, jadi tren yang telah memicu perubahan besar di pasar tahun ini. “Trump pada hari Jumat juga mengancam akan mengenakan tarif impor telepon pintar ke AS, yang membuat investor berhati-hati,” ucapnya.