TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyampaikan bahwa Kabupaten Batang, Jawa Tengah, akan dikembangkan menjadi kawasan industri strategis yang disebut sebagai "Sichuan versi Indonesia". Hal ini merupakan bagian dari kerja sama besar antara Indonesia dan Cina dalam inisiatif Two Countries Twin Parks (TCTP) atau "Dua Negara Taman Kembar", yang disepakati di Istana Merdeka pada Minggu, 25 Mei 2025.
Kerja sama ini mencakup pengembangan kawasan industri seluas 500 hektare di Kabupaten Batang, Jawa Tengah, yang akan difokuskan pada pengembangan manufaktur dan investasi industri berteknologi. Selain Kabupaten Batang, pemerintah juga akan mengembangkan Pulau Bintan, Kepulauan Riau menjadi kawasan industri serupa. Sementara mitra kerjanya di Cina adalah Provinsi Fujian.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Airlangga menyatakan, proyek bertujuan menjadikan Kabupaten Batang sebagai kawasan industri terintegrasi seperti Provinsi Sichuan di Tiongkok. “Kami jadwalkan di Batang, yang seluas 500 hektare dan didorong untuk menjadi Sichuan versi Indonesia,” ujar Airlangga.
Seperti Apa Sichuan Itu?
Dilansir dari Britannica, Sichuan adalah sebuah provinsi di barat daya Cina yang terkenal dengan kekayaan alam, sejarah panjang, dan budaya yang unik. Terletak di lembah Sungai Yangtze bagian atas, Sichuan merupakan provinsi terbesar kedua di Tiongkok dan menjadi salah satu wilayah yang paling menarik dari segi geografi, ekonomi, maupun keanekaragaman hayati.
Provinsi Sichuan merupakan kawasan industri yang teknologi tinggi yang fokus pada pengembangan informasi elektronik, ilmu kehidupan dan ekonomi baru. Mengutip situs sscip.com, ada 34 perusahaan global yang berinvestasi di kawasan industri ini diantaranya OPPO, Inspur Group, Founder Tech, TRS Info Tech, SuperMap Software, Bluedon Information, Gotech, Skymoons, Medtronic, Haisco Pharmaceutical, Chipscreen Biosciences dan Gooddoctor Pharmaceutical.
Letak dan Batas Wilayah
Provinsi Sichuan berbatasan dengan banyak wilayah, yaitu Gansu dan Shaanxi di utara, Chongqing di timur, Guizhou dan Yunnan di selatan, Wilayah Otonom Tibet di barat, serta Qinghai di barat laut. Hingga tahun 1997, Sichuan adalah provinsi terpadat di Cina sebelum wilayah Chongqing dipisahkan menjadi kotamadya setingkat provinsi.
Pusat Provinsi
Ibu kota Sichuan adalah Chengdu, yang terletak di tengah provinsi. Daerah timur Sichuan yang dikenal sebagai Cekungan Sichuan (juga disebut Red Basin atau Hongpen) menjadi pusat kegiatan ekonomi, politik, dan budaya provinsi ini. Karena kesuburan tanah, kekayaan hasil hutan dan tambang, serta iklim yang mendukung pertanian, wilayah ini sering disebut sebagai Tianfu Zhi Guo atau “Surga di Bumi.”
Wilayah Sichuan terbagi dua secara geografis, yaitu bagian timur berupa cekungan luas dan perbukitan, sedangkan bagian barat adalah wilayah pegunungan yang berbatasan dengan Tibet. Pegunungan Daxue di barat memiliki puncak tertinggi di Sichuan, yaitu Gunung Gongga (Minya Konka) dengan ketinggian 7.556 meter.
Wilayah ini juga dikenal sebagai zona gempa aktif, dengan beberapa gempa besar dalam sejarah, termasuk gempa dahsyat tahun 2008 yang menyebabkan kerusakan parah dan korban jiwa yang besar.
Iklim di Sichuan
Cekungan Sichuan memiliki iklim lembap dan hangat, dengan lebih dari 300 hari bebas embun beku tiap tahun. Musim hujan terjadi antara April hingga Agustus, dengan curah hujan tahunan sekitar 1.000 mm. Fenomena kabut dan langit mendung sangat umum di sini, bahkan ada pepatah lokal yang berbunyi, “Anjing Sichuan menggonggong saat melihat matahari,” karena jarangnya sinar matahari muncul.
Flora dan Fauna
Sichuan dikenal sebagai surga botani karena keanekaragaman jenis tumbuhan akibat topografi dan ketinggian yang bervariasi. Dari pohon bambu dan buah sitrus di dataran rendah hingga hutan konifer di dataran tinggi, semua jenis vegetasi tumbuh subur di provinsi ini. Bahkan pohon redwood purba (Metasequoia glyptostroboides), yang pernah dianggap punah, ditemukan kembali di sini.
Sichuan juga menjadi habitat asli panda raksasa, hewan yang kini dilindungi di kawasan konservasi pegunungan tengah provinsi ini yang telah diakui sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO sejak 2006.
Hendrik Yaputra turut berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan Editor: Beda Pendapat Sebelum Amunisi TNI Meledak