Laporan: Pistol Polisi Peru Digunakan untuk Bunuh Pejabat Diplomatik RI Zetro Leonardo Purba

4 hours ago 5

Pegawai Kementerian Luar Negeri melepas jenazah Zetro Leonardo Purna saat penghormatan terakhir almarhum Staf Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Lima, Republik Peru, Zetro Leonardo Purba di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Kamis (11/9/2025). Penghormatan tersebut diberikan Kementerian Luar Negeri kepada Staf KBRI Lima Zetro Leonardo Purba yang meninggal dunia akibat ditembak oleh orang tak dikenal di Lima, Republik Peru pada Senin (1/9/2025) lalu.

REPUBLIKA.CO.ID,  Pembunuhan staf diplomatik Kedutaan Indonesia di Peru, Zetro Leonardo Purba, di depan kediamannya di Lince memasuki babak baru. Lima terduga pelaku pembunuhan yang merupakan warga Venezuela telah ditangkap.

Namun ada hal menarik yakni pistol ditengarai dipakai untuk menembak Zetro terdaftar atas nama bintara kepolisian dari Divisi Halcones. Ia menerima senjata itu pada 2015 sebagai bagian dari perlengkapan resminya.

Perkara yang paling mengkhawatirkan, menurut catatan Sucamec seperti dilansir Infobae, jejak senjata itu hilang pada 2016 tanpa ada laporan kehilangan dari petugas bersangkutan.

Tiga tahun kemudian, pada 2019, pistol yang sama digunakan dalam pembunuhan di Pisco. Tahun ini, senjata tersebut muncul kembali di Lima, terkait langsung dengan kejahatan terhadap diplomat tersebut.

Kenyataannya memicu tanda tanya terkait pengawasan senjata dari otoritas setempat. Direktorat Investigasi Kriminal (Dirincri) telah memanggil bintara yang bertanggung jawab untuk menjelaskan dalam kondisi apa ia 'kehilangan senjatanya dan mengapa tidak pernah melaporkannya. Tim Latina Noticias mencoba menghubunginya melalui telepon, namun tidak mendapatkan jawaban.

Ketiadaan pencatatan resmi memungkinkan pistol tersebut berpindah dari institusi kepolisian ke jaringan kriminal tanpa kendali apapun.

Kasus ini ditengarai bukan terjadi sekali saja. Penyelidikan jurnalistik sebelumnya telah memperingatkan bahwa senjata yang disita atau dilaporkan hilang akhirnya kembali beredar di pasar gelap. Bahkan bisa jatuh di tangan preman dan pemeras, seperti organisasi Los Injertos del Cono Norte.

"Kasus ini kembali memunculkan perdebatan tentang pengaruh organisasi kriminal di dalam PNP (kepolisian) itu sendiri," demikian seperti dilansirr dari laman Infobae dalam artikel yang ditulis oleh Mariana Quilca Catacora.

Read Entire Article
International | Nasional | Metropolitan | Kota | Sports | Lifestyle |