Panggil Wakil Dubes Israel, UEA Kecam Serangan Pengecut Tel Aviv ke Qatar

2 hours ago 4

REPUBLIKA.CO.ID, ABU DHABI -- Uni Emirat Arab (UEA) memanggil Wakil Duta Besar Israel untuk UEA, David Ohad Horsandi, pada Jumat (12/9/2025). Pemanggilan itu dilakukan untuk menyampaikan kecaman atas serangan Israel ke Doha, Qatar, yang menargetkan para pemimpin Hamas.

"Yang Mulia Reem binti Ebrahim Al Hashimy, Menteri Negara untuk Kerja Sama Internasional, memanggil Wakil Kepala Misi Israel di Uni Emirat Arab, David Ohad Horsandi, untuk mengutuk keras dan mengecam serangan Israel yang terang-terangan dan pengecut yang menargetkan Negara Qatar, serta pernyataan permusuhan yang dibuat oleh Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu,” kata Kementerian Luar Negeri UEA dalam pernyataannya, dikutip Al Arabiya.

Pada Selasa (9/9/2025) lalu, Israel melancarkan serangan ke wilayah Katara di Doha, Qatar. Serangan itu membidik para petinggi Hamas yang berada di sana untuk mendiskusikan proposal gencatan senjata Gaza bentukan Amerika Serikat.

Serangan Israel ke Qatar menuai kecaman internasional, termasuk dari Pemerintah Indonesia. Tak hanya menabrak hukum internasional, serangan Israel dinilai telah secara terang-terang melanggar kedaulatan Qatar yang selama ini berperan aktif menjadi mediator dalam negosiasi dengan Hamas.

Pada 14-15 September mendatang, Qatar akan menggelar pertemuan tingkat tinggi darurat Arab-Islam untuk membahas serangan Israel ke Doha.

Ancaman UEA

Sebelumnya Uni Emirat Arab (UEA) sempat memperingatkan Israel agar tidak melakukan aneksasi apapun di Tepi Barat. UEA menegaskan, tindakan ssmacam itu bakal menjadi garis merah dan akan sangat merusak perjanjian normalisasi kedua negara yang dikenal sebagai Abraham Accords.

"Sejak awal, kami memandang Perjanjian (Abraham Accords) ini sebagai cara untuk memungkinkan dukungan berkelanjutan kami bagi rakyat Palestina dan aspirasi sah mereka untuk sebuah negara merdeka. Itulah posisi kami pada tahun 2020, dan tetap menjadi posisi kami hingga saat ini," ujar Utusan Menteri Luar Negeri UEA, Lana Nusseibeh, saat diwawancara Reuters, 3 September 2025 lalu.

Dia kemudian mengkritisi wacana soal aneksasi Tepi Barat oleh Israel. "Kami menyerukan kepada Pemerintah Israel untuk menangguhkan rencana-rencana ini. Ekstremis, apa pun bentuknya, tidak boleh dibiarkan mendikte arah perkembangan kawasan ini," ucapnya.

"Perdamaian membutuhkan keberanian, kegigihan, dan penolakan untuk membiarkan kekerasan menentukan pilihan kita," tambah Nusseibeh.

Pernyataan Nusseibeh menandai sikap terkeras UEA sejak pecahnya perang di Jalur Gaza pada Oktober 2023. Pada September 2020, Bahrain dan UEA menandatangani perjanjian normalisasi diplomatik dengan Israel. Hal itu tercapai berkat mediasi dan dukungan Amerika Serikat (AS) di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump. Kesepakatan normalisasi tersebut dikenal dengan nama Abraham Accords.

Selain UEA dan Bahrain, AS pun membantu Israel melakukan normalisasi diplomatik dengan Sudan serta Maroko. Kala itu Palestina mengecam keras kesepakatan damai keempat negara Muslim tersebut dengan Israel. Menurut Palestina, hal itu merupakan “tikaman” bagi perjuangannya memperoleh kemerdekaan.

Read Entire Article
International | Nasional | Metropolitan | Kota | Sports | Lifestyle |