Tol Cisumdawu KM 177 Rusak Akibat Pergeseran Tanah, Begini Antisipasinya

3 months ago 24

TEMPO.CO, Bandung - Pergerakan tanah ditengarai merusak badan jalan tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan atau Tol Cisumdawu di Jawa Barat. Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumedang Atang Sutarno mengatakan lembaganya sudah memeriksa kerusakan akbat tanah bergerak itu sejak awal bulan ini.

“Setiap hari terjadi pergerakan tanah,” katanya kepada Tempo pada Ahad malam, 25 Mei 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bagian yang terdampak adalah KM 177 hingga KM 179 Tol Cisumdawu. Ada badan jalan sepanjang sekitar 300 meter yang rusak dan amblas, dengan kedalaman 5-30 sentimeter. Kini jalurnya hanya ditutup setengah agar bisa tetap dilintasi kendaraan, selagi diperbaiki oleh pengelola tol. “Saran bupati (Sumedang) ditutup sementara, tapi keputusannya diserahkan ke pengelola jalan tol,” kata Atang.

Pergerakan tanah yang mengganggu operasional tol ini sudah dibahas oleh tim BPBD Sumedang bersama Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) serta Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Merujuk kajian ketiga lembaga ini, ada keretakan tanah yang signifikan sehingga membahayakan pengguna jalan.

Atang memastikan kondisi lahan yang janggal itu tak akan berdampak ke pemukiman penduduk di sekitar Tol Cisumdawu. “Tidak benar gerakan tanah ini akan melebar ke penduduk, kampungnya ada di atas jalan tol,” ucapnya.

Selama perbaikan, ruas jalan tol yang dibuka akan menyempit. Pengendara yang ingin menghindari lokasi gerakan tanah di sekitar KM 177 bisa mengambil jalan keluar di gerbang Sumedang dari arah Cileunyi. Pengendara bisa melanjutkan perjalanan ke jalan arteri lewat wilayah Cadas Pangeran. Jika ingin kembali ke jalur bebas hambatan, pengendara bisa masuk dari gerbang tol Pamulihan. Cara yang sama bisa dilakukan dari arah sebaliknya.

Ketika ditanyai ihwal keretakan di badan jalan, petugas sentra komunikasi Tol Cisumdawu menolak berkomentar. Nomor petugas yang berwenang di kantor pengelola jalan tol Cisumdawu juga belum bisa dihubungi.

BRIN Usul Pemasangan Alat Peringatan Longsor

Kepala Pusat Riset Kebencanaan Geologi Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) Adrin Tohari mengatakan bagian lereng kupasan di atas badan jalan harus lebih dulu ditangani. Pengelola Tol Cisumdawu juga diminta memperkuat daerah badan jalan tol.

“Mungkin memerlukan konstruksi beberapa baris tiang bor,” katanya kepada Tempo, Senin 26 Mei 2025.

Sebelum konstruksi, kata Adrin, petugas harus memasang alat peringatan dini longsor secara real time yang terhubung dengan sirine dan lampu rotary. “Sehingga jika terindikasi potensi pergerakan maka lalu lintas dapat dihentikan dan dialihkan,” ujar Adrin.

Dia juga menjelaskan urgensi pemetaan kondisi aliran air tanah di bawah permukaan lereng, maupun di bawah badan jalan. dengan metode geolistrik. Bila ditemukan, kantong-kantong air di dalam lapisan tanah harus dikeluarkan dengan pipa subdrain.

Read Entire Article
International | Nasional | Metropolitan | Kota | Sports | Lifestyle |