WN Amerika Ditangkap, Dituduh Akan Serang Kedubes AS di Israel

3 months ago 24

TEMPO.CO, Jakarta - Departemen Kehakiman Amerika Serikat mengumumkan penangkapan seorang pria berkewarganegaraan ganda AS-Jerman yang diduga merencanakan serangan dengan bom molotov terhadap kantor cabang Kedutaan Besar Amerika Serikat di Tel Aviv, Israel.

Dilansir dari USA Today, Joseph Neumayer berusia 28 tahun ditahan oleh agen khusus FBI pada 25 Mei di Bandara Internasional John F. Kennedy setelah dideportasi oleh otoritas Israel. Pria ini didakwa dengan tuduhan percobaan perusakan Kedutaan AS menggunakan api atau bahan peledak, berdasarkan pengaduan pidana yang dibuka di Distrik Timur New York.

Setelah tampil di hadapan hakim federal di New York City, Neumayer diperintahkan untuk tetap ditahan. Jika terbukti bersalah, dia menghadapi hukuman maksimal 20 tahun penjara dan denda sebesar 250.000 dolar AS.

Jaksa Agung Pamela Bondi menegaskan dalam pernyataannya bahwa terdakwa merencanakan serangan yang dapat menimbulkan kehancuran besar terhadap kedutaan Amerika di Israel, mengancam kematian terhadap warga Amerika, dan mengancam nyawa Presiden Trump. Departemen Kehakiman tidak akan mentolerir tindak kekerasan semacam ini dan akan menuntut terdakwa dengan segala kekuatan hukum yang berlaku.

Penangkapan ini terjadi hanya beberapa hari setelah penembakan mematikan terhadap dua staf kedutaan Israel di Washington D.C. Pada malam 21 Mei, Yaron Lischinsky dan Sarah Lynn Milgrim tewas ditembak setelah meninggalkan acara di Museum Yahudi Capital.

Tersangka penembakan, Elias Rodriguez yang berusia 31 tahun, menghadapi tuduhan pembunuhan federal dan lokal serta pelanggaran senjata api. Wakil Direktur FBI Don Bongino menyebut insiden ini sebagai "tindakan kekerasan yang ditargetkan." Sebagai respons, kedutaan-kedutaan Israel segera meningkatkan langkah-langkah keamanan.

Menurut pengaduan pidana, Neumayer tiba di Israel pada bulan April. Pada 19 Mei, dia diduga pergi ke kantor cabang Kedutaan AS di Tel Aviv sambil membawa ransel berisi tiga alat pembakar improvisasi sederhana atau bom molotov.

Tanpa provokasi, Neumayer meludahi seorang penjaga kedutaan saat berjalan melewatinya. Ketika penjaga mencoba menahannya, Neumayer berhasil melarikan diri namun meninggalkan ranselnya. Petugas keamanan Israel yang menggeledah ransel tersebut menemukan bom-bom molotov dan kemudian melacak Neumayer ke hotelnya sebelum menangkapnya.

Investigasi lebih lanjut mengungkap bahwa pada hari yang sama, 19 Mei, Neumayer memposting di media sosial dengan menulis "bergabunglah denganku saat aku membakar kedutaan di Tel Aviv. Mati Amerika, mati orang Amerika, dan sialan barat." Penyelidik federal juga percaya bahwa akun media sosial yang digunakan Neumayer menunjukkan postingan yang mengancam akan membunuh Presiden Donald Trump.

Insiden-insiden ini terjadi di tengah meningkatnya kritik terhadap Israel setelah mengumumkan rencana untuk mengintensifkan kampanye militernya melawan Hamas dan mengendalikan Gaza, yang telah hancur akibat operasi udara dan darat. Menurut otoritas kesehatan setempat, lebih dari 53.000 orang telah tewas dan hampir seluruh penduduk Gaza telah mengungsi sejak dimulainya perang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perang ini telah meningkatkan ketegangan antara Israel dan sebagian besar komunitas internasional. Hubungan semakin tegang minggu lalu ketika tentara Israel menembakkan tembakan peringatan ke arah delegasi diplomatik di Tepi Barat yang diduduki, dengan Italia dan Prancis memanggil duta besar Israel untuk menjelaskan kejadian tersebut.

Insiden antisemitisme dan Islamofobia sebagai respons terhadap perang juga melonjak di seluruh Amerika Serikat, membuat lembaga penegak hukum dalam keadaan siaga tinggi. Kelompok-kelompok advokasi melaporkan jumlah rekor insiden diskriminasi dan kebencian.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut penembakan 21 Mei sebagai "tindakan kebencian yang tercela, antisemitisme," dan mengatakan insiden tersebut terkait dengan iklim yang semakin bermusuhan yang dihadapi Israel atas perang di Gaza. Netanyahu sendiri menghadapi surat perintah penangkapan dari Mahkamah Pidana Internasional atas tuduhan kejahatan perang di Gaza, yang dikecam oleh politisi Israel sebagai bagian dari upaya yang lebih luas untuk mendelegitimasi negara Israel.

Read Entire Article
International | Nasional | Metropolitan | Kota | Sports | Lifestyle |