Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso menyampaikan Indonesia saat ini masih menggunakan tarif acuan lama sebesar 10 persen untuk seluruh produk asal Indonesia yang masuk ke Amerika Serikat (AS). (ilustrasi)
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso menyampaikan Indonesia saat ini masih menggunakan tarif acuan lama sebesar 10 persen untuk seluruh produk asal Indonesia yang masuk ke Amerika Serikat (AS).
“Ya, jadi kita masih pakai yang 10 persen,” ujar Budi di Jakarta, Jumat (12/9/2025).
Ia menjelaskan, pemberlakuan tarif resiprokal sebesar 19 persen masih menunggu kepastian dari Pemerintah AS. Menurut Budi, mundurnya implementasi tersebut berasal dari pihak AS.
Lebih lanjut, negosiasi tarif dengan AS belum sepenuhnya selesai karena masih menunggu persetujuan final atas tarif yang disepakati. “Kan belum selesai, nanti ada agreement reciprocal tariff. Tapi kan belum, ya mungkin karena banyak yang harus dinegosiasikan,” kata Budi.
Sebelumnya, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut tim negosiasi dari Indonesia masih membahas implementasi perjanjian tarif dengan AS di Washington DC Airlangga menjelaskan, sebelum kesepakatan tarif dijalankan, perlu ada perjanjian mengenai implementasinya yang disetujui kedua pihak.
Negosiasi mengenai besaran tarif sebenarnya sudah disepakati Indonesia dan AS, yakni sebesar 19 persen. Namun, ada beberapa sektor yang berbeda besaran tarifnya, terutama untuk produk yang tidak diproduksi di AS. Selain itu, sebelum implementasi perjanjian tarif, Indonesia juga masih menyusun regulasi terkait.
Presiden AS Donald Trump sebelumnya menetapkan tarif impor resiprokal untuk Indonesia sebesar 19 persen, turun dari angka awal 32 persen. Finalisasi besaran tarif 19 persen itu terjadi setelah negosiasi via sambungan telepon antara Presiden AS dan Presiden Prabowo Subianto.
Di sisi lain, tim negosiasi dari Indonesia yang dipimpin Menko Airlangga juga terbang langsung ke AS untuk menurunkan besaran tarif impor yang pertama kali ditetapkan bagi Indonesia.
sumber : Antara