Seminar K3 Jadi Upaya Mereduksi Angka Kecelakaan Kerja di Kaltim

2 hours ago 3

REPUBLIKA.CO.ID, BALIKPAPAN – Kasus kecelakaan kerja di Indonesia masih membutuhkan perhatian serius. Kementerian Ketenagakerjaan mencatat 462.241 kasus terjadi sepanjang 2024 di seluruh Indonesia, meningkat signifikan dari 370.747 kasus pada 2023.

Di Kalimantan Timur sendiri, BPJS Ketenagakerjaan melaporkan lebih dari 7.500 kasus pada periode Januari-Agustus 2024. Angka ini menunjukkan bahwa penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) masih rendah, terlebih bagi Kalimantan Timur sebagai daerah industri dan pusat pembangunan.

Menanggapi kondisi tersebut, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Kalimantan Timur bersama PT Wahana Safety Indonesia menyelenggarakan Seminar K3 bertajuk “Manajemen Risiko K3 Menuju Lingkungan Kerja yang Aman dan Produktif”, pada Kamis, 11 September 2025 di Le Grande Ballroom Grand Jatra Hotel Balikpapan mulai pukul 08.00 WITA.

Kegiatan yang dihadiri lebih dari 160 peserta dan 80 perusahaan ini menjadi salah satu bentuk langkah pencegahan untuk meningkatkan kesadaran dan keterampilan pekerja dalam menghadapi risiko kerja, sehingga diharapkan dapat menekan angka kecelakaan di industri lokal.

Seminar K3 menghadirkan materi teori tentang confined spaces (ruang terbatas dengan risiko tinggi seperti tangki, sumur, pipa besar, dan lainnya) dan manajemen risiko, praktik langsung penggunaan alat pelindung diri (APD), peragaan produk safety shoes, hingga kuis interaktif.

Peserta yang terdiri dari pengawas K3, praktisi industri, dan perwakilan perusahaan juga akan memperoleh sertifikat resmi dari Disnakertrans Kaltim sebagai pengakuan kompetensi.

"Dengan acara ini, harapan saya agar para peserta dapat mempraktikkan ilmu dari seminar, sehingga dapat menciptakan tempat kerja yang aman. Para pekerja juga dapat bekerja dengan selamat, sesuai visi dan misi PT Wahana Safety Indonesia," ujar Frans Budi Hermanto, Direktur Sales Marketing PT Wahana Safety Indonesia.

PT Wahana Safety Indonesia konsisten mendorong budaya K3 melalui inovasi perlengkapan industri dan produk keselamatan. Komitmen ini selaras dengan tujuan seminar untuk meningkatkan pemahaman pekerja, membangun budaya kerja aman dan produktif, serta membekali keterampilan praktis dalam penggunaan APD.

Dedi Nugroho, Plt Kabid Pembinaan dan Pengawasan Ketenagakerjaan Disnakertrans Kaltim, menilai kegiatan tersebut merupakan wujud kehadiran pemerintah bersama pihak swasta dalam memastikan lingkungan kerja tetap aman. Menurutnya, perusahaan, alat, dan manusia merupakan aset yang harus dilindungi. Ia menyatakan bahwa kecelakaan kerja yang terjadi selama ini bukan karena minim regulasi tapi akibat rendahnya kesadaran dan lemahnya pengelolaan risiko di lapangan.

“Sesuai Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970, negara hadir untuk memastikan perlindungan tenaga kerja agar dapat bekerja dengan aman. Melalui seminar ini, kami menegaskan kembali komitmen pemerintah untuk terus menyuarakan pentingnya K3 di perusahaan,” katanya.

Melalui kegiatan ini, Disnakertrans Kalimantan Timur dan Wahana Safety Indonesia menegaskan kembali bahwa K3 adalah hak konstitusional yang wajib dijalankan, baik oleh pengusaha maupun pekerja.

Pengamat ketenagakerjaan Timboel Siregar menegaskan bahwa K3 merupakan instrumen yang harus berlaku di perusahaan, sehingga karyawan dapat bekerja dengan aman.

Menurut Timboel, pemilihan materi confined spaces relevan dengan kondisi industri di Kalimantan Timur yang banyak menggunakan alat berat dan berhubungan langsung dengan alam.

“Kalimantan Timur itu banyak pertambangan, kehutanan, perkebunan sawit, juga di sektor perikanan dan kelautan. Penting bagi pekerja untuk punya kesadaran tentang lingkungan kerjanya. Dengan begitu, mereka tahu cara melindungi diri dengan APD, mengikuti SOP, serta memahami sistem manajemen K3. Ketika terjadi kebakaran atau kecelakaan kerja, mereka tahu bagaimana harus bertindak,” kata dia.

Read Entire Article
International | Nasional | Metropolitan | Kota | Sports | Lifestyle |