Lima 'Kebiasaan Sehat' Ini Justru Disebut Bisa Merusak Ginjal

3 hours ago 2

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketika membicarakan kesehatan ginjal, kebanyakan dari kita mungkin langsung terpikir pada asupan garam dan hidrasi. Selama tidak terlalu banyak mengonsumsi garam atau mengalami dehidrasi parah, kita cenderung merasa bahwa ginjal baik-baik saja.

Namun, organ vital ini, yang bertugas menyaring darah, membuang racun, dan memproduksi hormon; ternyata jauh lebih kompleks dari yang kita bayangkan. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat (AS) memperkirakan bahwa satu dari tujuh orang dewasa di AS mengidap penyakit ginjal kronis (PGK) atau sekitar 35,5 juta orang.

Yang lebih mengkhawatirkan, hingga 90 persen dari mereka tidak menyadari bahwa ginjalnya mengalami kerusakan dari waktu ke waktu. Kondisi ini membuat ginjal tidak dapat menyaring darah secara efisien, yang menyebabkan penumpukan cairan dan racun dalam tubuh, serta meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.

Para dokter pun memperingatkan bahwa beberapa "kebiasaan sehat" yang umum dilakukan justru bisa secara diam-diam membahayakan ginjal dilansir laman Best Life pada Ahad (14/9/2025):

1. Mengonsumsi Terlalu Banyak Protein

Di antara kebiasaan yang paling sering disebut, mengonsumsi terlalu banyak protein adalah hal yang paling umum. Hal ini sering terjadi pada mereka yang mengonsumsi protein shake berlebihan sebagai bagian dari rutinitas kebugaran.

"Makan dua atau tiga kali lipat protein yang direkomendasikan tidak akan membangun lebih banyak otot, itu hanya membuat ginjal Anda bekerja lembur," ujar ahli urologi bersertifikat David Shusterman.

Sebuah studi tahun 2020 di Journal of the American Society of Nephrology mengaitkan diet tinggi protein dengan peningkatan kasus PGK karena ginjal bertanggung jawab menyaring protein dari darah. Seiring waktu, beban ekstra ini bisa menyebabkan masalah serius.

Ahli nefrologi sekaligus Kepala Petugas Medis di Evergreen Nephrology, Tim Pflederer, menyebut protein dari daging hewan sangat berbahaya bagi mereka yang sudah memiliki penyakit ginjal kronis. Sebagai alternatif, Pflederer merekomendasikan untuk beralih ke protein nabati seperti kacang-kacangan, kedelai, biji-bijian utuh seperti quinoa, dan lentil.

Penelitian dari tahun 2021 di jurnal Nutrients juga menyimpulkan bahwa diet vegetarian dapat meningkatkan kemampuan tubuh dalam mengatasi komplikasi PGK. Shusterman menyarankan agar kita tetap memantau asupan protein. "Pikirkan 0,8 hingga 1 gram protein per kilogram berat badan setiap hari, kecuali dokter Anda menyarankan yang lain," kata dia.

2. Mengonsumsi Suplemen Tertentu

Pasar suplemen di AS berkembang pesat, namun karena tidak disetujui oleh Food & Drug Administration (FDA), banyak terjadi penyalahgunaan. Para dokter memperingatkan bahwa suplemen tertentu, terutama yang dikonsumsi dalam dosis tinggi, dapat merusak ginjal. Contohnya, kunyit, vitamin C dosis tinggi, dan kalsium dosis tinggi dapat memicu batu ginjal. Sementara itu, suplemen vitamin D bisa bermasalah bagi penderita PGK.

Konsultan klinis BuzzRx,HaVy Ngo-Hamilton, mengatakan suplemen vitamin D dapat berinteraksi dengan pengikat fosfat yang mengandung aluminium, yang sering digunakan pada pasien penyakit ginjal kronis untuk mengurangi kadar fosfat dalam darah. Akibatnya, vitamin D dapat meningkatkan kadar aluminium yang berbahaya pada penderita PGK. Suplemen kalium juga dianggap berbahaya bagi penderita PGK.

"Penderita penyakit ginjal kronis, termasuk mereka yang menjalani dialisis, harus memantau asupan kalium mereka untuk mencegah penumpukan kalium dalam darah," kata Ngo-Hamilton.

3. Minum Teh Detoks

Teh detoks sering diklaim dapat membersihkan tubuh dari racun dan mempromosikan penurunan berat badan, namun minim bukti ilmiah yang mendukungnya. Shusterman menekankan produk ini justru bisa membahayakan ginjal.

Teh detoks mengandung diuretik yang meningkatkan produksi urin, yang dapat menyebabkan dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit, keduanya dapat membebani ginjal. Selain itu, teh ini sering mengandung bahan herbal yang tidak diatur, seperti akar licorice, St John’s wort, dan daun Senna, yang diketahui berbahaya bagi ginjal.

"Detoks terbaik adalah yang sudah dimiliki tubuh Anda yaitu ginjal. Dukung mereka dengan makanan utuh, serat, dan hidrasi. Abaikan tren, percaya pada biologi tubuh Anda," ujar Shusterman. 

Read Entire Article
International | Nasional | Metropolitan | Kota | Sports | Lifestyle |