Lsporan: 'Tentara Salib Modern AS' Jaga Distribusi Bantuan di Gaza

3 hours ago 2

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON — Lokasi distribusi bantuan di Gaza yang didukung Amerika Serikat (AS)-Israel lewat perusahaan swasta dilaporkan telah mendapat penjagaan dari anggota geng motor Amerika Anti Islam. Laporan investigasi BBC mengungkapkan, para penjaga keamanan bersenjata itu disewa perusahaan yang dikontrak untuk menjaga pusat distribusi bantuan tersebut.

BBC News telah mengonfirmasi identitas sepuluh anggota Klub Motor Infidels yang bekerja di Gaza untuk UG Solutions - sebuah kontraktor swasta yang menyediakan keamanan di lokasi-lokasi Gaza Humanitarian Foundation (Yayasan Kemanusiaan Gaza), tempat ratusan warga sipil yang mencari makanan syahid usai ditembaki petugas dalam kekacauan distribusi makanan.

BBC mengungkapkan tujuh anggota geng tersebut menduduki posisi senior yang mengawasi lokasi-lokasi operasi bantuan kontroversial. UG Solutions (UGS) membela kualifikasi para pegawai yang dikontrak untuk pekerjaan tersebut. UGS mengatakan, mereka tidak menyaring orang berdasarkan hobi pribadi atau afiliasi yang tidak terkait dengan kinerja pekerjaan.

Sementara itu, GHF mengatakan, mereka memiliki kebijakan tanpa toleransi terhadap segala bentuk kebencian, bias, atau perilaku diskriminatif.

Infidels MC dibentuk para veteran militer AS dari perang Irak pada 2006. Para anggotanya menganggap diri mereka sebagai Tentara Salib modern. Mereka menggunakan salib yang digunakan Tentara Salib – sebuah referensi bagi orang Kristen abad pertengahan yang memerangi umat Muslim untuk menguasai Yerusalem - sebagai simbol.

Geng tersebut  memuat ujaran kebencian anti-Muslim di halaman Facebook-nya. Mereka pun kerap melakukan tindakan provokatif seperti mengadakan pesta panggang babi "yang menentang" bulan suci Ramadan.

"Menunjukkan klub motor Infidels untuk bertanggung jawab atas penyaluran bantuan kemanusiaan di Gaza sama seperti menugaskan KKK untuk bertanggung jawab atas penyaluran bantuan kemanusiaan di Sudan. Sama sekali tidak masuk akal," kata Edward Ahmed Mitchell, wakil direktur Council on American-Islamic Relations (CAIR), sebuah organisasi hak-hak sipil Muslim terkemuka di AS.

"Ini pasti akan mengarah pada kekerasan, dan itulah yang telah kita saksikan terjadi di Gaza."

Read Entire Article
International | Nasional | Metropolitan | Kota | Sports | Lifestyle |