Menkeu Kucurkan Dana Pemerintah Rp 200 Triliun ke Perbankan, Rupiah Perkasa

10 hours ago 4

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mengalami penguatan pada perdagangan Kamis (11/9/2025). Pengamat menilai, penguatan mata uang Garuda, di antaranya dipengaruhi sentimen kebijakan Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa mengucurkan dana simpanan di Bank Indonesia (BI) sebesar Rp 200 triliun untuk Himpunan Bank Milik Negara (Himbara), termasuk dua bank syariah.

Dikutip dari Bloomberg, rupiah menguat 8 poin atau 0,05 persen menuju level Rp 16.461,5 per dolar AS pada penutupan perdagangan Kamis. Pada perdagangan sebelumnya, rupiah berada di level Rp 16.469 per dolar AS.

"(Sentimen internal penguatan rupiah), pemerintah bersiap menarik dana simpanan dari Bank Indonesia senilai Rp 200 triliun untuk dialihkan ke sektor perbankan. Hal ini dilakukan guna mengatasi kekeringan likuiditas yang belakangan menjadi perhatian pelaku industri, sekaligus mempercepat penyaluran kredit ke sektor riil agar pertumbuhan ekonomi tetap terjaga," kata pengamat mata uang dan komoditas Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Kamis.

Tujuan utama kebijakan pemerintah tersebut adalah mempercepat perputaran uang di perekonomian. Dengan likuiditas tambahan, bank-bank diharapkan mampu menyalurkan kredit produktif yang dapat mendorong konsumsi, investasi, serta mendukung program-program prioritas pemerintah.

"Meski begitu, pemerintah masih menyiapkan aturan teknis terkait bank mana saja yang akan menerima aliran dana ini. Regulasi menjadi kunci agar penempatan dana benar-benar efektif mendorong kredit, bukan sekadar menambah dana murah bagi perbankan," ujar Ibrahim.

Dengan penempatan dana langsung di perbankan, pemerintah berharap bank memiliki ruang lebih besar untuk menyalurkan kredit ke sektor-sektor produktif, mulai dari usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) hingga proyek-proyek strategis. Skema itu diyakini dapat mempercepat pemulihan dan penguatan ekonomi, terutama di tengah kebutuhan likuiditas yang tinggi menjelang akhir tahun.

Sentimen eksternal

Sementara itu, sentimen eksternal penguatan rupiah, termasuk dinamika ekspektasi kebijakan suku bunga The Federal Reserve serta data inflasi AS. "Pasar semakin yakin akan pelonggaran kebijakan yang akan segera terjadi setelah data harga produsen AS yang lebih lemah dari perkiraan dan revisi besar pada angka ketenagakerjaan resmi memperkuat tanda-tanda pasar tenaga kerja yang mendingin," kata Ibrahim.

Menurut Ibrahim, para pedagang kini melihat pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) hampir pasti terjadi saat The Fed bertemu pada pekan depan. Sejumlah analisis juga menaruh prediksi beberapa taruhan pada langkah yang lebih besar.

"Perhatian kini tertuju pada angka inflasi harga konsumen AS yang akan dirilis Kamis malam, yang diperkirakan menunjukkan kenaikan bulanan sebesar 0,3 persen di bulan Agustus dan pembacaan tahunan sebesar 2,9 persen," tutur Ibrahim.

Read Entire Article
International | Nasional | Metropolitan | Kota | Sports | Lifestyle |