Portugis dan Spanyol yang Perang, Orang Maluku yang Rugi

16 hours ago 5

Lincak 2025-09-11 10:39:22

Portugis dan Spanyol melakukan perang di Maluku selama 15 bulan berebut wilayah produsen rempah. Dua bangsa Eropa yang kedatangannya di Maluku disambut baik oleh para sultan di Maluku, malah membuat rugi orang Maluku: perpecahan antarsuku dan antarpulau di Maluku. Mereka berebut untuk menguasai wilayah produsen rempah itu. Sumber: priyantono oemar

Setelah berbalas surat dua kali, Spanyol dan Portugis perang di Maluku berebut wilayah rempah. Namun, orang Maluku yang harus menanggung rugi besar.

Dalam perang itu, Spanyol didukung Tidore, Postugis didukung Ternate. Kapal armada Spanyol, Santa Maria, harus kehilangan kaptennya, Martin Iniguez de Carquizano, yang tewas dalam peperangan itu.

Santa Maria tiba di Maluku setelah melakukan perjalanan selama 440 hari. Berangkat dari Spanyol pada Juli 1525, tiba di Pulau Gilolo pada 4 November 1526.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Dengan Gilolo yang berada di bawah kekuasaan Tidore, Spanyol menghidupkan kembali aliansi yang sudah dibuat pada 1521, saat kedatangan pertama Spanyol di Maluku. Begitu Portugis mengetahui keberadaan kapal Spanyol, Postugis segera berkirim surat.

Garcia Henriques, pemimpin Portugis di Maluku, mengingatkan bahwa kapal Spanyol sedang berada di wilayah kekuasaan Portugis. Lalu ia menyarankan agar segera pulang ke Spanyol.

Spanyol menolak permintaan itu, bahkan menegaskan justru Portugislah yang harus segera pulang, sebab Maluku berada di bawah demarkasi Kaisar Charles V. Mendapat penolakan itu, Portugis kembali mengirim surat.

Isi surat kedua Portugis itu sama dengan surat yang pertama. “Portugis mencoba mengalahkan lawan tanpa pertumpahan darah,” tulis Roger Crowley di buku Spice (Rempah) mengenai surat kedua Portugis itu.

Namun, balasan dari Spanyol juga sama seperti balasan pertama. Lalu, pada 22 Desember 1526, Carquizano mendengarkan masukan mengenai situasi.

Posisi orang-orang Spanyol sulit melarikan diri jika diserang dari depan. Jumlah sedikit dan kekuatan Portugis jauh lebih unggul.

Orang-orang Spanyol perlu memikirkan hal yang harus mereka lakukan dengan 150 orang yang tertinggal, dari 450 orang yang diberangkatkan dari Spanyol. Carquizano pun membuka diskusi dengan anak buahnya.

Mereka rata-rata menyatakan siap mati dalam pengabdiannya kepada Kaisar Charles V. Mereka pergi ke Maluku bukan untuk menyerah.

Pada 28 Desember 1526, kapal Santa Maria meninggalkan Gilolo menuju Tidore dikawal perahu Sultan Tidore. Portugis melihat mereka. Ada delapan perahu dari Ternate ke arah mereka, dan orang-orang Spanyol merasa akan diserang Portugis.

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini

Image

[email protected]

Read Entire Article
International | Nasional | Metropolitan | Kota | Sports | Lifestyle |