Secuil Plot Serangan Gagal Israel, Petinggi Hamas Selamat karena Tinggalkan Ruang Rapat untuk Shalat

10 hours ago 5

Bangunan rusak akibat serangan Israel di Doha, Qatar, 9 September 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, Hingga Rabu (10/9/2025) malam, para pejabat Israel tak memberikan informasi jelas atas hasil serangan udara mereka ke Doha, Qatar sehari sebelumnya yang menargetkan pimpinan Hamas. Pada jam-jam pertama setelah serangan dilancarkan, media-media Israel memberitakan dengan nada optimistis bahwa serangan berujung sukses dengan terbunuhnya para petinggi Hamas.

Namun, pada Rabu dini hari pukul 1:00 waktu setempat, pesimisme di kalangan Israel mulai menyeruak tatkala media-media Arab khususnya Al Jazeera berani mengonfirmasi, para petinggi Hamas berhasil selamat dari upaya pembunuhan. Mereka yang terbunuh dan mengalami luka-luka berasal dari kalangan pengawal pribadi dan staf Hamas.

Pada Rabu malam, beberapa media Arab yang kemudian dilansir Jerusalem Post mengungkap cerita, bahwa para pemimpin Hamas selamat karena mereka secara bersama-sama meninggalkan telepon seluler di dalam suatu ruangan untuk melaksanakan ibadah shalat. Jika merujuk pada waktu serangan yakni pukul 15:46 waktu Doha, para petinggi Hamas itu menunaikan ibadah shalat Ashar.

Media-media Israel memunculkan spekulasi bahwa, serangan udara di Doha pada Selasa menggunakan munisi spesifik ketimbang bom yang lebih besar sehingga, para petinggi Hamas berhasil selamat. Penggunaan rudal-rudal dengan eksplosivitas lebih kecil digunakan dengan tujuan untuk menghindari korban jatuh dari kalangan masyarakat sipil Qatar.

Pada Rabu, bocor informasi di kalangan media Israel, bahwa Kepala Staf IDF Letnan Jenderal Eyal Zamir menentang operasi serangan udara ke Qatar, namun akhirnya memerintahkan anak buahnya untuk tetap menjalankan operasi setelah keputusan diambil oleh kabinet. Berbeda dengan Zamir, Pelaksana tugas Badan Keamanan Israel, Shin Bet berinisial S setuju dengan keputusan kabinet Netanyahu.

Direktur Mossad David Barnea juga dilaporkan sebagai pihak yang menentang operasi serangan udara ke Doha. Barnea dilaporkan, secara konsisten lebih menginginkan jalur negosiasi untuk membebaskan sandera tersisa Israel ketimbang melancarkan operasi pembunuhan terhadap negosiator Hamas.

Apalagi, menurut Barnea, Mossad memandang Qatar sejauh ini sebagai pihak yang memiliki dampak positif terhadap proses negosiasi antara Israel dan Hamas. Pandangan itu berdasarkan dua kali fase pembebasan sandera hasil dari proses negosiasi: pertama pada November 2023 dan kedua pada Januari 2025.

Read Entire Article
International | Nasional | Metropolitan | Kota | Sports | Lifestyle |