DK PBB Bulat Kecam Serangan Israel ke Qatar

3 hours ago 3

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK – Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa mengutuk serangan Israel terhadap ibu kota Qatar, Doha pada hari Selasa. Mereka juga menyerukan deeskalasi dalam sebuah pernyataan yang disetujui oleh seluruh 15 anggota, termasuk sekutu utama Israel, Amerika Serikat.

Anggota DK PBB mengeluarkan pernyataan tersebut menjelang pertemuan darurat pada Kamis, yang diadakan untuk membahas serangan Israel yang menargetkan para pemimpin Hamas di ibukota Qatar.

Lima anggota Hamas gugur, namun kelompok Palestina mengatakan kepemimpinannya selamat dari upaya pembunuhan tersebut. Seorang anggota pasukan keamanan Qatar juga gugur dalam serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya, yang menyebabkan ketegangan di wilayah tersebut meroket.

Para pemimpin Hamas sedang bertemu untuk membahas kesepakatan baru yang diusulkan oleh Presiden AS Donald Trump ketika serangan itu terjadi.

“Anggota dewan menggarisbawahi pentingnya deeskalasi dan menyatakan solidaritas mereka dengan Qatar,” kata pernyataan tersebut, yang dirancang oleh Perancis dan Inggris, namun tidak secara eksplisit menyebut Israel.

Pernyataan tersebut juga menekankan bahwa “membebaskan para sandera, termasuk mereka yang dibunuh oleh Hamas, dan mengakhiri perang dan penderitaan di Gaza” adalah “prioritas utama”. Lebih dari 40 tawanan masih ditahan di Gaza, namun hanya 20 di antaranya diyakini masih hidup.

AS, yang biasanya melindungi sekutunya Israel di PBB, tampaknya memberikan teguran keras kepada Israel, yang mencerminkan ketidaksenangan Presiden Donald Trump terhadap serangan tersebut.

Penjabat Duta Besar AS Dorothy Shea mengatakan: “Pemboman sepihak di Qatar, sebuah negara berdaulat yang bekerja sangat keras dan berani mengambil risiko bersama Amerika Serikat untuk menjadi perantara perdamaian, tidak memajukan tujuan Israel atau Amerika.”

Namun, Shea telah menegaskan bahwa “AS tidak dapat dan tidak akan membela serangan Israel terhadap Qatar”.

Setelah serangan hari Selasa, Gedung Putih mengatakan Presiden Trump tidak diberitahu sebelumnya. Setelah mengetahui serangan tersebut, presiden diduga meminta utusannya, Steve Witkoff, untuk segera memperingatkan Qatar, namun serangan sudah dimulai.

Read Entire Article
International | Nasional | Metropolitan | Kota | Sports | Lifestyle |