Hasil Riset: Prestasi Shin Tae-yong, Gerald Vanenburg, dan Patrick Kluivert pada Tahun Pertama Tidak Berbeda

2 hours ago 2

Pelatih kepala Timnas U-23 Indonesia, Gerald Vanenburg. (Grafis: Yudhy Kurniawan/Skor.id) Grafis: Yudhy Kurniawan/Skor.id

SKOR.id - Pelatih Timnas U-23 Indonesia Gerald Vanenburg tengah dalam sorotan setelah gagal membawa Timnas U-23 Indonesia melangkah ke putaran final Piala Asia U-23 2026.

Indonesia hanya menempati peringkat kedua di bawah Korea Selatan dan gagal lolos setelah tidak menjadi salah satu runner up terbaik.

Pelatih asal Belanda tersebut pun mulai dibanding-bandingkan dengan pendahulunya yakni Shin Tae-yong saat menangani Timnas U-23.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Netizen membandingan STY yang sukses membawa Timnas U-23 Indonesia menjadi semifinalis di ajang Piala Asia 2024 lalu.

Lantas salah satu badan riset olahraga independent yakni Footbal Institute coba melakukan riset terkait perbandingan kedua pelatih tersebut di awal mereka menangani Timnas U-23.

"Di sini penting bagi kita untuk menyajikan data yang teliti, seksama dan presisi disertai metodologi yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah."

"Oleh karena itu Football Institute menyajikan data perbandingan antara Shin Tae Yong dan Vanenburg selama keduanya melatih Timnas U23," bunyi riset dari Football Institute.

Di tahun pertama STY melakoni 4 laga di tahun pertama dengan Persentase kemenangan di tahun pertama melatih Timnas U-23 adalah sebesar 50 persen dengan seri 0 persen dan kalah 50 persen.

Kemudian Vanenburg melakoni 8 laga di tahun pertama dengan persentase kemenangan di tahun pertama melatih Timnas U-23 adalah sebesar 50 persen dengan seri 25 persen dan kalah 25 persen.

Lalu STY pada kesempatan pertama di AFF berhasil mendapatkan perunggu atau Peringkat 3, setelah menang adu penalti menghadapi Malaysia.

Kemudian pada kesempatan pertama di Kualifikasi AFC, Shin Tae-yong gagal meloloskan Timnas Indonesia karena kalah dari Australia.

Sementara itu Gerald Vanenburg pada kesempatan pertama memimpin anak asuhnya di AFF berhasil meraih Perak atau peringkat 2 usai kalah di Final dari Vietnam

Lalu pada dalam kesempatan pertama di Kualifikasi AFC, Vanenburg juga tidak mampu meloloskan Rafael Struick dkk karena berada di urutan kedua grup dan tidak berhasil menjadi salah satu runner up terbaik.

STY meraih hal tersebut berbekal Training Camp yang dilakukan di Tajikistan sementara Vanenburg tidak mendapatkan kesempatan TC.

STY dan Patrick Kluivert

Tak hanya Vanenburg, sang kompatriot yang menjadi pelatih kepala Timnas Indonesia, Patrick Kluivert juga turut di bandingkan dengan STY.

Dalam risetnya, Football Institute juga membandingkan kiprah STY dan Patrick Kluivert di awal kiprah bersama Timnas Indonesia.

STY melakoni 15 laga di tahun pertama dengan persentase kemenangan di tahun pertama melatih Timnas Senior adalah sebesar 46,7 persen kemenangan dengan seri 20 persen dan kalah 33 persen.

Hal tersebut dengan rincian 3x Friendly Match, 3x Kualifikasi World Cup, 2x Kualifikasi Piala Asia, dan 8x AFF tahun 2022.

Kemudian Kluivert melakoni 8 laga di tahun pertama dengan persentase kemenangan di tahun pertama melatih Timnas Senior adalah sebesar 50 persen dengan seri 16 persen dan kalah 33,3 persen.

Hal tersebut dengan rincian Kluivert menangani Timnas Indonesia di 6x Pertandingan Resmi dan 2x Friendly Match (FMD).

Lalu pada kesempatan pertama di Kualifikasi Piala Dunia STY gagal meloloskan Timnas Senior karena 2x kalah dan 1x seri.

Kemudian dalam kesempatan pertama di Kualifikasi Piala Asia skuad asuhan STY meraih 2x menang dari 2 game

Terakhir STY dalam kesempatan pertama di AFF 2022 berhasil menempati peringkat 2 kalah di final dari Thailand dengan sebelumnya sempat melakukan TC di Turki.

Sementara Patrick Kluivert dalam kesempatan pertama di Kualifikasi Round 3 Piala Dunia sukses lolos ke round 4 dengan 2x menang lawan Cina dan Bahrain namun 2x kalah dari Jepang dan Australia.

Dalam kesimpulannya, Football Institute menyebut jika kiprah awal ketiga pelatih ini memang hampir mirip-mirip.

"Secara prestasi baik Shin Tae Yong, Patrick Kluivert dan Gerard Vanenburg di tahun pertamanya tidak berbeda."

"Tidak ada perbedaan yang berarti jika bicara prosentase statistik. Namun jika bicara tekanan mental dan supporter, Patrick Kluivert harus menghadapi tekanan lolos Round 4 Kualifikasi Piala Dunia dan Gerard Vanenburg berada dalam tekanan lolos ke Piala Asia U23 dan Olimpiade 2028,"

Football Institute menilai setiap pelatih untuk mendapatkan prestasi membutuhkan waktu dan proses untuk adaptasi, hasil statistik membuktikan hal itu.

STY baru di tahun keempatnya yaitu 2023 berhasil meloloskan Timnas U23 ke Putaran Final Piala Asia U23. Sementara Patrick Kluivert justru berhasil membawa Indonesia lolos ke Round 4 setelah 3 bulan ditunjuk sebagai pelatih timnas senior.

Vanenburg dan STY sama-sama gagal membawa timnas U23 ke Putaran Final Piala Asia di tahun pertamanya.


Sumber: skor.id

Read Entire Article
International | Nasional | Metropolitan | Kota | Sports | Lifestyle |